This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 25 November 2018

LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN ASPEKNYA DALAM PEMASARAN GLOBAL (KELOMPOK 1)

LINGKUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN ASPEKNYA DALAM PEMASARAN GLOBAL


DI SUSUN OLEH:
  1. Aditiya Ramadhan (10215166)
  2. Basilius Kevin (11215271)
  3. Emeraldy Ramadhan Evran (12215207)
  4. Haris Mawardi (13215059)
  5. Mawardi (14215083)  
  4EA25

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2018
Pemasar internasional harus mengetahui pengaruh budaya dan harus menyiapkan diri untuk menjawab tantangan itu atau mengubahnya. Pemasar internasional memainkan peran penting bahkan dapat dikatakan menentukan dalam mempengaruhi kecepatan tingkat perubahan diseluruh dunia. Hal terlihat jelas dalam makanan tetapi praktis menyangkut semua industri, terutama produk konsumen. Pabrik sabun dan deterjen telah mengubah kebiasaan, mencuci, industri elektronik telah mengubah pola hiburan, dan pemasar pakaian telah mengubah gaya gaya, dan sebagainya. Dalam produk industri budaya telah mempengaruhi karakteristik dan permintaan produk tetapi yang lebih penting lagi sebagai pengaruh pada proses pemasaran, terutama dalam cara menjalankan bisnis. Pemasar internasional telah belajar untuk mengandalkan orang yang mengetahui dan memahami adat serta sikap setempat untuk keahlian pemasaran.
Hubungan bisnis antara pihak-pihak yang mempunyai budaya atau kebangsaan berbeda dapat dipengaruhi oleh tantangan tambahan.Bila salah satu pihak dari budaya konteks tinggi mengambil bagian dalam kesepakatan bisnis, faktor-faktor yang dibahas mungkin akan lebih rumit karena keyakinan berbeda mengenai signifikansi dari kesepakatan bisnis formal dan kewajiban yang mengikat semua pihak misalnya, manajer penjualan benar-benar yakin bahwa hanya kontrak yang ditulis dengan baik yang diperlukan agar perusahaanya dapat menerima semua kewajiban yang mengikat. Tetapi manajer penjualan tadi juga tidak dapat memahami belahan dunia, sesuatu hanya dapat terjadi bila ada hubungan pribadi karena kadang-kadang hubungan pribadi juga perlu untuk melaksanakan sesuatu dalam lingkungan konteks rendah.

A. ASPEK DASAR DARI BUDAYA
Bagi ahli antropologi dan sosiologi, budaya adalah “cara hidup” yang dibentuk oleh sekelompok manusia yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Budaya termasuk kesadaran dan ketidaksadaran akan nilai, ide, sikap, dan simbol yang membentuk perilaku manusia dan diteruskan dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Seperti didefinisikan oleh seorang ahli antropologi organisasi Geert Hofstede, budaya adalah “tatanan kolektif dari pikiran yang membedakan anggota tersebut dari satu kategori orang dengan orang lainnya.”

    1. Pandangan Ahli Antropologi
Seperti diutarakan oleh Ruth Benedict dalam karya klasiknya berjudul The Chrysanthemum and the Sword, tidak peduli betapa aneh tindakan atau pendapat seseorang , cara seseorang berpikir, merasa, dan bertindak mempunyai hubungan dengan pengalamannnya di dunia ini. Tidak masalah jika tindakan dan opini dirasakan sebagai gagasan yang aneh oleh orang lain. Pemasar global yang berhasil harus memahami pengalaman manusia dari sudut pandang lokal dan menjadi orang dalam melalui proses empati budaya.

    1.  Budaya Konteks Tinggi dan Rendah
Edward T. Hall menyarankan konsep konteks tinggi dan rendah sebagai salah satu cara untuk memahami orientasi budaya yang berbeda. Dalam budaya konteks rendah, pesan nyata; kata-kata membawa sebagian besar informasi dalam komunikasi. Dalam budaya konteks tinggi, tidak terlalu banyak informasi berada dalam pesan verbal. Jepang, Saudi Arabia, dan budaya konteks tinggi lainnya sangat menekankan pada nilai dan posisi atau kedudukan seseorang di masyarakat. Dalam budaya ini, pinjaman dari bank lebih mungkin didasarkan pada siapa Anda daripada analisis formal laporan keuangan. Dalam budaya konteks rendah seperti Amerika Serikat, Swis, atau Jerman, persetujuan dibuat dengan informasi yang jauh lebih sedikit mengenai karakter, latar belakang, dan nilai-nilai. Keputusan lebih didasarkan pada fakta dan angka dalam permintaan pinjaman.

    1. Komunikasi dan Negosiasi
Jika bahasa dan budaya berubah, ada tantangan tambahan dalam komunikasi. Misalnya, “ya” dan “tidak” dipergunakan dengan cara yang berbeda antara Negara Jepang dan Negara barat. Hal ini menyebabkan kebingungan dan kesalahpahaman. Dalam bahasa inggris jawaban “ya” atau “tidak” atas sebuah pertanyaan didasarkan pada apakah jawabannya mengiyakan atau menolak. Dalam bahasa Jepang, tidak demikian. Jawaban “ya” atau “tidak” dapat dipergunakan untuk jawaban yang membenarkan atau menolak pertanyaan tadi.

    1. Perilaku Sosial
Ada sejumlah perilaku sosial dan sebutan yang mempunyai arti yang berbeda-beda di dalam budaya lain. Sebagai contoh, orang Amerika umumnya menganggap tidak sopan jika makanan di atas piring membubung, membuat keributan ketika sedang makan, dan bersendawa. Namun sejumlah masyarakat Cina merasa bahwa merupakan hal yang sopan jika mengambil setiap porsi makanan yang dihidangkan dan menunjukkan kepuasannya dengan bersendawa.
Perilaku sosial lainnya, jika tidak diketahui, akan merugikan bagi pelancong internasional. Sebagai contoh, di Arab Saudi, merupakan penghinaan jika menanyakan kepada pemilik rumah tentang kesehatan suami/istri.

    1. Sosialisasi Antar-Budaya
Memahami suatu budaya berarti memahami kebiasaan, tindakan, dan alasan-alasan di balik perilaku-perilaku yang ada. Sebagai contoh, di Amerika Serikat, bak mandi dan toilet mungkin berada dalam ruang yang sama. Orang Amerika mengasumsikan bahwa ini adalah norma yang berlaku di dunia. Namun, dalam beberapa budaya seperti Jepang, menganggap itu tidak higienis. Bahkan budaya lain menganggap duduk di atas toilet duduk itu tidak higienis. Di banyak budaya, penggunaan tisu toilet bukanlah norma mereka.

  1. Definisi Budaya
  1. Terdapat banyak definisi dari budaya . Dalam konteks ini, budaya dalam satu setting bisnis didefinisikan sebagai adalah proses belajar, pembagian, bersifat memaksa serta sekumpulan simbol yang saling,   berhubungan dan mempunyai makna serta menyediakan satu set orientasi untuk anggota masyarakat.
  1. Budaya dapat didefinisikan oleh perbatasan nasional, terutama ketika negara-negara terisolasi oleh penghalang alami.
  2. Budaya berisi cabang kebudayaan yang hanya mempunyai sedikit kesamaan secara umum antara satu budaya dengan budaya yang lain. (Kotabe 2007)    
         
  1. Elemen dari Budaya
Budaya  terdiri dari banyak komponen saling berhubungan. Pengetahuan dari satu budaya  memerlukan satu pengertian mendalam pada bagian-bagian berbeda. Unsur-unsur dari Budaya sebagai berikut :
  • Material Life merupakan  teknologi yang digunakan untuk menghasilkan, mendistribusikan, dan mengkonsumsi barang-barang dan layanan
  • Bahasa; bahasa mempunyai dua bagian-bagian: lisan dan bahasa diam
  • Interaksi Sosial; interaksi sosial di antara orang; keluarga inti memperluas keluarga; kelompok referensi
  • Aestetika; ide-ide dan persepsi bahwa satu budaya  berkaitan dengan kecantikan serta kebaikan
  • Agama; sekumpulan kepercayaan (anggapan) komunitas yang berhubungan dengan satu kenyataan yang dibuktikan dengan pengalaman
  • Pendidikan Salah satu dari wahana-wahana pembelajaran utama menyalurkan dari satu generasi kepada berikutnya
  • Menghargai Sistem; nilai bentuk norma-norma dan standar orang.

  1. Perbandingan Antar Budaya

  • Budaya satu negara  berbeda satu sama lain, tetapi biasanya berbagi aspek tertentu. Penelitian psikologi sosial Saat ini mengungkapkan perbedaan budaya kunci antara East (timur) dan West (barat) Budaya untuk konteks ini adalah  bagaimana orang merasa mempunyai kenyataan dan penalaran.
  • Budaya kontaks tingkat tinggi merupakan  Penafsiran dari pesan berstandarkan pada tingkat ketergantungan pada budaya negara tsb  e.g., Cina, Korea, Jepang.
  • Budaya konteks-rendah-: Meletakkan sebagian besar penekanan terhadap kata yang ditulis atau lisan; e.g., AS, Skandinavia, Jerman.
  • Individualisme:  Keinginan orang untuk menyukai dan bertindak sebagai individu dari pada anggota kelompok.
  • Sifat kelaki-lakian (maskulinitas ): Pentingnya pria akan nilai (ketegasan, sukses, kompetitif mengendalikan, prestasi) melawan wanita nilai (kesetiakawanan, kualitas  hidup).
  • Orientasi Jangka panjang fokus yang melawan jangka pendek: Masa depan melawan masa lampau dan orientasi saat ini
  • Adaptasi pada budaya
Pemasar Global perlu untuk menjadi sensitif kepada penyimpangan budaya dimana mempengaruhi pemikiran mereka, perilaku, dan pengambilan keputusan.
Self Reference Creation-SCR (kriteria referensi diri sendiri) mengacu pada kecenderungan tak sadar orang untuk memohon pertolongan akan pengalaman dan sistem nilai budaya yang mereka miliki sendiri untuk diterjemahkan pada satu situasi bisnis yang diberikan.

  1. Budaya dan Bauran Pemasaran
            Budaya  adalah satu tiang kunci dari pasar.
Kebijakan Produk ; Produk Tertentu lebih banyak mengikat satu budaya  dibandingkan produk lain. Makanan, hidangan, dan produk pakaian cenderung untuk sangat terikat pada budaya .
Penetapan harga: Menetapkan harga kebijakan-kebijakan dikendalikan oleh empat Cs:
Ø      Pelanggan (customer)
Ø      Perusahaan (biaya, objektif, strategi) (company)
Ø      Kompetisi  (competitor)
Ø      Kolaborator (e.g., distributor) (Collaborators).

Distribusi: Variabel Budaya mempengaruhi pengambilan kebijakan untuk saluran distribusi
Promosi: adalah bauran pemasaran yang paling kelihatan. Budaya  akan secara tipikal mempunyai satu pengaruh utama atas strategi komunikasi perusahaan. Tabu dan norma-norma budaya yang Lokal juga mempengaruhi gaya periklanan.

  1. Budaya Organisasi
Budaya Organisasi : sebagian besar perusahaan ditandai oleh budaya organisasi (perusahaan) mereka. 
            Sebuah model jenis budaya organisasi mencakup empat budaya berikut
            a. Budaya Clan (Clan culture)
            b. Budaya Adhocracy (Adhocracy culture)
            c. Budaya Hirarki (Hierarchy culture)
            d. Budaya Pasar (Market culture)

  1. Manajemen Rekening Global (Global Account Management (GAM))
Koordinasi pengelolaan rekening nasabah di seluruh perbatasan nasional yang disebut sebagai manajemen rekening global.

      1. Persyaratan-persyaratan pemilik rekening global :
    • Memerlukan satu tempat pertemuan
    • Menuntut koordinasi sumber daya untuk melayani pelanggan
    • Mendorong keseragaman harga dan syarat perdagangan
    • Memiliki produk dan pelayanan standar
    • Memerlukan konsistensi tingkat tinggi dalam kualitas pelayanan dan kinerja
    • Dukungan di negara-negara dimana perusahaan tidak memiliki keberadaan

      1. Mengelola Hubungan Rekening Global :
    • Memperjelas peran tim manajemen rekening global
    • Membuat struktur insentif yang realistis
    • Pilihlah manajer rekening global yang benar
    • Buat jaringan dukungan yang kuat
    • Pastikan bahwa hubungan pelanggan beroperasi di lebih dari satu tingkatan
    • Manajemen rekening global harus fleksibel dan dinamis.
       
  1. Manajemen Hubungan Pelanggan Global (Global Customer Relationship Management (CRM))
    1. Proses pengelolaan interaksi antara perusahaan dan pelanggan disebut Customer Relationship Management (CRM):
    • Membantu dalam ingatan pelanggan
    • Membantu dalam komunikasi yang lebih kaya dan pemasaran interaktif
    • Membantu dalam penyesuaian pelayanan
    • Membantu untuk mempertahankan hubungan lebih dekat dengan pelanggan


  1. Manfaat CRM
  • Pemahaman yang lebih baik dari harapan dan prilaku pelanggan
  • Kemampuan untuk mengukur nilai pelanggan kepada perusahaan
  • Menurunkan akuisisi pelanggan dan biaya
  • Kemampuan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pelanggan di negara  negara dimana akses ke saluran tradisional terbatas.

  1. Pedoman Pelaksanaan CRM yang sukses :
    • Membuat program bisnis-driven daripada IT-driven
    • Membantu dan melacak perlindungan data dan undang-undang privasi di negara - negara dimana sistem CRM sedang digunakan atau dalam tahap perencanaan
    • Sebuah data yang baik adalah prasyarat utama
    • Imbalan yang dikirim ke pelanggan relevan, ditargetkan, dan bersifat pribadi.

(Sumber : Dr.Hj.Ratih Hurryati, M.Si., 2011, Lingkungan Sosial Budaya.pptx)

  
  1. Lingkungan Budaya
Tiap-tiap bangsa mempunyai nilai, adat istiadat dan tabu sendiri-sendiri. Pengusaha asing, jika ingin berhasil, harus menanggalkan enosentrisme mereka dan mencoba memahami kultur dan kebiasaan bisnis di negara tuan rumah, yang seringkali berbeda konsep waktu, ruang dan tata caranya.
Bagaimana konsumen setempat memikirkan dan menggunakan produk tertentu harus diperhatikan oleh penjual sebelum merencanakan program pemasaran. Berikut ini adalah beberapa contoh yang mengejutkan di pasar konsumen :
      Kaum pria Prancis rata-rata menggunakan kosmetik dan alat kecantikan hampir dua kali lebih banyak dari pada istri mereka. Orang Jerman dan Prancis makan spageti bungkusan lebih banyak dari pada orang itali. Anak-anak italia senag makan sepotong coklat yang disisipkan di antara dua potong roti sebagai cemilan. Kaum wanita di Tanjania tidak mau memberi telur kepada anak-anak mereka karena takut anak-anak itu menjadi botak dan impoten. 

  1. Lingkungan Bisnis
    Norma dan perilaku bisnis juga berlainan dari satu negara ke negara lain. Eksekutif bisnis perlu mengetahui hal ini sebelum melakukan negosiasi di negara lain. Ada beberapa contoh perilaku bisnis yang berbeda dengan bisnis di beberapa negara:
    1. Pengusaha arab biasa melakukan pembicaraan bisnis dengan rekan usahanya dalam jarak yang sangat rapat, hidung mereka hampir beradu. Kadang-kadang mereka menggamit dan menggemgam tangan anda sebagai tanda persahabatan. Jika rekan usahanya menolak genggaman ini, pengusaha arab akan merasa tersinggung.
    2. Dalam komunikasi tatap muka, eksekutif bisnis Jepang jarang sekali mengatakan tidak kepada rekan amerikanya. Pengusaha Amerika sering bingung dan tidak mengetahui persis apa sebenarnya sikap sebenarnya sikap pengusaha Jepang ini. Orang amerika sering langsung ke pokok pembicaraan, eksekutif bisnis Jepang menganggap ini sebagai sikap memaksa.
    3. Di Prancis, pedagang besar tidak merasa perlu mempromosikan suatu produk. Mereka menanyakan kepada para pengecer apa yang diinginkan dan menyediakannya. Jika pengusaha amerika menyusun strateginya dengan anggapan bahwa pedagang besar Prancis akan bekerjasama dalam promosi, mereka akan gagal.  
     Tiap-tiap negara bahkan suku-suku bangsa di suatu negara mempunyai tradisi, preferensi dan tabu budaya dan bisnis sendiri-sendiri yang harus diketahui para pemasar.

Keputusan pemasaran pada perusahaan yang beroperasi di negara sendiri sangat berbeda dengan apabila ia beroperasi di negara lain. Setiap negara berbeda dalam hal sosial dan budaya. Semua ini menjadikan pengkajian lingkungan sosial budaya perusahaan tugas yang semakin rumit karena perusahaan memerlukan praktik dan pendekatan yang berbeda-beda di tiap negara. Beberapa contoh perusahaan yang melakukan/tidak melakukan kajian lingkungan sosial budaya yang cukup ada pada bagian berikut.



  1. Kentucky Fried Chicken
Kentucky Fried Chicken (KFC) memasuki India pada Juni 1995, tepatnya di Bangalore, dan menghadapi banyak protes dan demostrasi selama bertahun-tahun. Beberapa diantaranya adalah :
Meskipun pemerintah telah mengizinkan masuknya investasi asing di bidang makanan cepat saji pada awal 1990an, masih ada beberapa pihak yang tidak setuju. Alasan ketidaksetujuan ini diantaranya : banyaknya penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, menjaga bisnis domestik, ketakutan akan invasi budaya, dampak buruk junk food bagi kesehatan, serta dampak ke pertanian dan lingkungan. Para petani mengatakan bahwa KFC telah bertindak tidak etis dengan menawarkan junk food di negara miskin seperti India, yang memiliki masalah malnutrisi yang parah. Selain itu, ketidaksetujuan juga datang dari pihak lain seperti nasionalis, aktivis lingkungan, dan aktivis binatang.
Pelanggaran terhadap peraturan mengenai kandungan MSG dalam makanan. Pada saat itu, Agustus 1995, batas kandungan MSG yang ditentukan oleh Indian Prevention of Food Adulteration Act (IPFAA) untuk makanan cepat saji adalah maksimal 1%. Sedangkan ayam Kentucky mengandung 2,8% MSG. Akibat kasus ini, KFC sempat dicabut surat izin usahanya dan berurusan dengan hukum. Namun pihak KFC terus menyatakan pembelaannya. Akhirnya, pada Desember 1995 pemerintah India menaikkan batas maksimal kandungan MSG di makanan. Meskipun demikian, aktivis terus mencari isu-isu lainnya untuk menjatuhkan KFC. Kontroversi mengenai MSG dan protes dari para nasionalis baru menghilang pada akhir 1990an, yang digantikan oleh masalah dari PETA.
PETA (People for the Ethical Treatment of Animals) India, yang terutama mengecam penyiksaan yang dilakukan KFC terhadap ayam di peternakannya. PETA bahkan sempat menyiarkan dokumentasi video pada konferensi pers di Bangalore pada tanggal 9 Oktober 2003. Video ini menggambarkan penderitaan yang dialami ayam-ayam di peternakan KFC, diantaranya memperlihatkan bagaimana ayam ditempatkan di kandang yang sempit dan harus berebutan untuk memperoleh makanan, rekayasa genetika yang dilakukan, tidak adanya pengobatan bagi ayam yang terkena penyakit, penyembelihan tanpa menggunakan anestesia, dan kekasaran yang dilakukan oleh pekerja di peternakan. Ayam-ayam diberi makan paksa sehingga tumbuh secara abnormal, mengalami patah tulang, serangan jantung, kelainan kaki. Selain itu, PETA mengklaim KFC sebagai pembunuh ayam terbesar di dunia. Sampai saat ini, perselisihan antara keduanya masih berlanjut.
KFC menghadapi banyak kasus selama tahun-tahun awalnya di India, yang dikarenakan kurangnya analisis terhadap lingkungan eksternal, diantaranya :
  1. Sosial budaya : budaya, nilai, institusi sosial, lingkungan.
  2. Politik-hukum : sentimen proteksi, regulasi kandungan MSG.
  3. Ekonomi : pendapatan per kapita.
Akibatnya, KFC mengalami kerugian yang cukup besar, baik karena kasus hukum, tindakan vandalisme, dan image perusahaan.

  1. McDonalds
McDonald’s, ketika memasuki pasar India pada akhir 1990an, mengganti Big Mac-nya yang terbuat dari daging sapi menjadi “Maharaja Mac” yang terbuat dari daging kambing ketika ia membuka operasinya di India. Selain itu, ia juga membagi menunya ke dalam kategori vegetarian dan non-vegetarian. India, yang mayoritas penduduknya beragama Hindu adalah pemuja sapi. Sapi dianggap sebagai binatang yang sakral di negara tersebut. Selain itu, mayoritas dari kaum Hindu adalah vegetarian. McDonald’s sebagai perusahaan global dalam hal ini menyesuaikan diri dengan budaya lokal India.
Disini kita dapat melihat bahwa McDonald’s melakukan beberapa kajian lingkungan eksternal sebelum memasuki pasar India, terutama pada aspek-aspek budaya, norma, nilai, dan kepercayaan/agama. Tentu saja McDonald’s juga telah mempertimbangkan variabel lainnya seperti ekonomi dan politik. Pembukaan restoran McDonald’s pertama di India dilakukan beberapa tahun setelah pemerintah membuka pintu masuk investasi asing bagi industrinya.
McDonald’s yang masuk ke India beberapa tahun setelah KFC telah mempersiapkan diri untuk menghindari ancaman-ancaman berupa protes dan demostrasi. Selain itu juga, berusaha menangkap peluang dengan menyesuaikan menu dengan kaum mayoritas di India. Meskipun perusahaan sempat tersangkut kasus hukum (akibat adanya kandungan ekstrak sapi di minyak penggoreng kentangnya), namun kerugian yang dihadapi tidak separah KFC.
  1. Wal-Mart
Wal-Mart didirikan pada tahun 1962 oleh Sam Walton di Arkansas, yang terus berkembang sampai menjadi perusahaan retail terbesar di dunia. Perusahaan ini mulai go international pada tahun 1991 di Meksiko. Wal-Mart saat itu melakukan joint-venture dengan pe-retail lokal terbesar, yaitu Cifera. Pada awalnya, Wal-Mart menghadapi masalah mengenai sistem distribusi yang efisien, diantaranya diakibatkan oleh infrastruktur yang kurang baik, jalan yang padat, dan kurangnya leverasi dengan pemasok lokal. Hal ini mempengaruhi pengiriman ke toko Wal-Mart dan pusat distribusinya, sehingga mengakibatkan stock barang bermasalah dan berpengaruh ke biaya. Selain itu, ada masalah dengan produk yang kurang kompetitif.
Pada pertengahan 1990an, Wal-Mart telah menyadari dan mempelajari bahwa ia kurang menyesuaikan dengan kondisi lokal Meksiko. Oleh sebab itu, Wal-Mart melakukan partnership dengan perusahaan angkutan truk setempat, yang sangat membantu sistem distribusinya. Produk yang dijual juga kini lebih disesuaikan dengan selera lokal. Sementara keberadaan Wal-Mart terus berkembang, pemasok-pemasok mulai membangun pabrik di sekitar lokasi Wal-Mart. Hasilnya, biaya persediaan menjadi semakin rendah. Perusahaan terus mengembangkan tokonya di Meksiko sampai akhirnya memiliki 670 toko pada tahun 2004.
Pengalaman dengan Meksiko ini memberi keyakinan bahwa mereka dapat bersaing di luar Amerika. Wal-Mart kemudian menambah operasinya di negara-negara lainnya seperti China, Jerman, Brasil, Jepang, Kanada, dan Korea selatan.
Wal-Mart disini menangkap peluang untuk menjadi perusahaan global dengan memulai operasi internasionalnya lebih cepat dari pesaing. Meskipun pada awalnya Wal-Mart kurang melakukan analisis terhadap pemasok dan konsumen (pada level industri atau lingkungan kerja) dan jaringan transportasi (pada level umum atau lingkungan societal), namun perusahaan dengan tepat memperbaiki kesalahannya dan mampu terus berkembang.










REFERENSI:

  1. Wheelen, Thomas L.; Hunger, David J., Strategic Management and Business Policy, 10th Edition , Pearson International Edition, New Jersey, 2006.
  2. Hill, Charles W. L., International Business: Competing in the Global Marketplace, 6th Edition, Mc-Graw Hill International Edition, New York, 2007.
  3. “Wal-Mart: Mexico’s Biggest Retailer,” Chain Store Age, June 2001.
  4. Luke Harding, Give Me a Big Mac-But Hold the Beef, The Guardian, December 28, 2000, p. 24.
  5. “India Has No Beef with Fast Food Chains,” Financial Times, March 23, 2002.
  6. “Protest Against KFC,” www.hindu.com, Februari 18, 2004.
  7. road.uww.edu/road/douganw/250788%20STRAT%20DEC%20MAKING/McDonalds.pdf
  8. walmartwatch.com/blog/archives/wal_mart_settles_on_banks_in_mexico/
  9. http://www.guardian.co.uk/world/2000/dec/28/globalisation.lukeharding
  10. www.hindu.com/2004/04/01/stories/2004040114290300.html

Senin, 29 Oktober 2018

Tottenham Hotspur

Nama: Emeraldy Ramadhan Evran
Kelas: 4EA25
NPM: 12215207

TOTTENHAM HOTSPUR
Pada kesempatan ini saya akan copy paste menuliskan sejarah singkat club bola kesukaan saya. Yaitu Tottenham Hotspur.

Didirikan pada tahun 1882, Tottenham memenangkan Piala FA untuk pertama kalinya pada tahun 1901, dan menjadi satu-satunya klub non-Liga yang menjuarai Piala FA, sejak dibentuknya The Football League. Pada musim 1960-61, Tottenham adalah klub pertama pada abad ke-20 yang meraih gelar ganda sebagai juara Liga dan Piala FA. Setelah berhasil mempertahankan Piala FA pada tahun 1962, Tottenham menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan kompetisi klub UEFA dengan menjadi juara Piala Winners UEFA pada tahun 1963. Piala FA yang ketiga kalinya pada tahun 1960-an, dimenangkan pada tahun 1967.
Pada 1970-an, Tottenham memenangkan dua Piala Liga yaitu pada tahun 1971 dan 1973. Pada tahun 1972, menjadi klub pertama yang menjadi juara Piala UEFAsejak dibentuk pada tahun 1971 dan menjadi klub Inggris pertama yang memenangkan dua piala utama Eropa yang berbeda. Pada 1980-an, Spurs memenangkan beberapa piala dengan Piala FA sebanyak dua kali, FA Community Shielddan Piala UEFA pada tahun 1984. Pada 1990-an, klub memenangkan Piala FA dan Piala Liga. Ketika memenangkan Piala Ligasekali lagi pada tahun 2008, menjadikan mereka klub yang telah memenangkan trofi utama di setiap enam dekade terakhir - sebuah prestasi yang sama dengan Manchester United.
Klub ini bermarkas di White Hart Lane Motto dari klub ini adalah Audere est Facere yang merupakan bahasa Latin yang sering diterjemahkan ke dalam bahasa Inggrissebagai "To Dare is To Do". Spurs memiliki perseteruan yang cukup tua dengan klub sekota, Arsenal, dan pertandingan antara Spurs dengan Arsenal terkenal dengan nama Derby London Utara.

TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN KORPORASI TRANSNASIONAL

TAHAP TAHAP PENGEMBANGAN KORPORASI TRANSNASIONAL

Nama:Emeraldy Ramadhan Evran
Kelas: 4EA25
NPM: 12215207
Strategi adalah respon yang dipertimbangkan dari sebuah organisasi pada kenyataan dari organisasi pihak yang berkepentingan dan kenyataan dari lingkungan bisnis. • Untuk pemasaran strategi disajikan sebuah kerangka konseptual, kerangka ini mengidentifikasikan tiga dimensi strategi, yaitu ; 1. Lingkungan eksternal perusahaan, 2. Organisasi atau lingkungan internal, 3. Nilai serta aspirasi dari pihak yang berkepentingan. • Tantangan perusahaan dalam industry global adalah menjamin bahwa penilaian lingkungan bersifat global, bukan hanya mencakup nasional atau regional. • Proses strategis memerlukan identifikasi asumsi kunci mengenai organisasi, terutama kekuatan dan kelemahannya. • Pihak yang berkepentingan adalah orang atau kelompok yang mempunyai minat dalam hasil dari kegiatan organisasi. Yang termasuk pihak kepentingan adalah pemegang saham, manajer, karyawan, pelanggan serta anggota masyarakat. v PERUSAHAAN DI DUNIA • Beberapa aspek pemasaran global memiliki perbedaan dari pemasaran domestic, salah satunya adalah konteks atau lingkungan pemasaran global. • Perusahaan ada dalam dunia yang berisi lebih dari 180 negara. Masing-masing Negara mempunyai beberapa persamaan dan beberapa perbedaan daari Negara lain. v PENGELOMPOKAN, SEGMENTASI, DAN TARGET PEMASARAN • Geografi adalah kriteria pengelompokan dengan makna yang besar. • Bahasa dan budaya adalah karakteristik lain yang membedakan pasar. Dunia dibagi-bagi dalam kelompok atau segmen bahasa ; mandarin, inggris, spanyol. v KEPEKAAN LINGKUNGAN • Suatu cara yang paling berguna untuk melihat produk secara internasional adalah menempatkannya kedalam rangkaian kepekaan lingkungan. • Intergrated circuit adalah salah satu contoh produk yang tidak peka terhadap lingkungan. • Semakin besar kepekaan terhadap lingkungan dari suatu produk, perusahaan semakin perlu belajar mengenai cara produk tadi berinteraksi dengan kondisi ekonomi, social dan budaya, fisik, dan lingkungan yang memberi petunjuk yang ada diseluruh dunia. v PENGARUH YANG MEMPERSATUKAN DAN MEMBEDAKAN • Konsep ini didasarkan pada fakta bahwa dalam setiap situasi ada aspek yang unik maupun yang serupa. Aspek yang unik mempunyai pengaruh yang membedakan, aspek serupa mempunyai pengaruh yang menyatukan. v DAUR HIDUP PRODUK/DAUR HIDUP PASAR • Pengertian umum DHP adalah bahwa suatu produk mempunyai karakteristik atau kehidupan normal dengan urutan awal atau kelahiran, dan pertumbuhan cepat(tahap pertumbuhan), diikuti dengan pertumbuhan yang keceapatannya menurun, tidak ada pertumbuhan, penurunan, dan akhirnya, untuk melengkapi metafora mati. v MODEL DAUR PERDAGANGAN PRODUK • Teori mengenai keunggulan komparatif adalah teori murni yang didasarkan pada sekumpulan asumsi, yang merupakan abstraksi dari kompleksnya dunia nyata. TAHAP-TAHAP PENGEMBANGAN PERUSAHAAN TRANSNASIONAL,: TIPOLOGI DINAMIS Ada lima tahap dalam evolusi perusahaan transnaional. Tahap-tahap ini menggambarkan perbedaan signifikan dalam strategi, caara memandang dunia, orientasi, dan praktik perusahaan yang berkecimpung di lebih dari satu Negara, salah satu perbedaan kunci dalam perusahaan di berbagai tahap ini adalah orientasi mereka. v TAHAP PERTAMA---DOMESTIK • Orientasinya adalah etmosentris. • Focus pada pasar domestic, pemasok domestic, dan pesaing domestic. • Mottonya adalah “bila tidak terjadi di Negara ini, hal itu akan terjadi.” v TAHAP KEDUA---INTERNASIONAL • Masih tetap etmosentris, atau berorientasi dalam negeri, dalam orientasi dasarnya. • Fokusnya tetap pada pasar dalam negeri. v TAHAP KETIGA---MULTINASIONAL • Orientasi bergeser menjadi polisentris, yaitu asumsi bahwa pasar dan cara melakukan bisnis diseluruh dunia demikian unik. • Fockusnya adalah multidomestik, artinya perusahaan ini merumuskan strategi yang unik untuk setiap Negara tempat perusahaan melakukan bisnis. v TAHAP KEEMPAT---GLOBAL • Mempunyai ancangan strategi yang cukkup besar dari tahap ketiga. Mempunyai strategi pemasaran global atau strategi menentukan pemasok global, tetapi tidak pernah kedua-duanya. • Focus pada dasar dan sumber daya global dari dalam negeri atau salah satu Negara lain untuk memasok pasar ini, atau akan memfokuskan pada pasar domestikdan sumber daya dari dunia untuk memasok saluran distribusi domestic. v TAHAP KELIMA---TRANSNASIONAL • Mempunyai orientasi geosentris. • Mengadopsi strategi global yang memungkinkannya untuk meminimalkan penyesuaian di berbagai Negara pada yang benar-benar menambah nilai bagi pelanggan di Negara itu. • Aset kunci dari perusahaan transnasional tersebar, saling tergantung, dan terspesialisasi. PERSYARATAN BAGI KEBERHASILAN RENCANA PEMASARAN GLOBAL Rencana global yang berhasil merupakan satu rangkaian terpadu dari beberapa rencana pemasaran nasional yang efektif. Setiap rencana pemasaran nasiional harus berdasarkan pada tiga macam landasan. 1. Pengetahuan mengenai pasar dan lingkungan pemasaran-terutama mengenai pelanggan, pesaing, dan pemerintah. 2. Pengetahuan mengenai produk-produk formal, teknologinya, dan manfaat intinya. 3. Pengetahuan mengenai fungsi dan disiplin pemasaran. v RENCANA GLOBAL SEPERTI APA? • Mempunyai standar Rencana pemasaran global yang mempunyai standar menawarkan sejumlah keuntungan. • Terdesentralisasi Sifat umum dari pendekatan menggunakan standar dan terdesentralisasi adalah tidak adanya tanggung jawab untu analisis dan merencanakan di kantor pusat untuk program pemasaran multinegara • Interaktif Mempunyai kelebihan dibandingkan dengan standarlisasi atau rencana local, v KEBIASAAN MERENCANAKAN • Menyesuaikan pemasaran global Ada empat dimensi dari pemasaran global : fungsi bisnis, produk, unsur bauran pemasaran, dan Negara. • Rencana operasional tahunan • Pusat kompetensi

sumber: http://rawisetiawan.blogspot.com/2014_09_28_archive.html